Heri Dono lahir di Jakarta (1960), belajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, yang sengaja ia tinggalkan sebelum lulus karena ia ingin menunjukkan bahwa ia bisa sukses sebagai seniman tanpa ijazah. Ia belajar dengan Sukasman yang legendaris, yang menginspirasinya dengan wayang Jawa. Ia tinggal di Yogyakarta, namun lebih sering bepergian, melakukan residensi atau mengikuti seminar di tempat lain.

Ia adalah penerima Penghargaan Pangeran Claus untuk Kebudayaan dan Pembangunan (1998), Penghargaan Unesco pada tahun 2000, dan Anugerah Adhikarya Rupa dari Pemerintah Indonesia (2014).

Ia telah berpartisipasi dalam 270 pameran, termasuk 27 biennale internasional, antara lain Venice Biennale ke-50 di Zona Urgensi Arsenale, Guangzhou Triennial (2011); Gwangju Biennale (2006 dan 1995); Sharjah Biennale (2005); Taipei Biennial (2004); Venice Biennale (2003); Asia Pacific Triennial (2002 dan 1993); Yokohama Triennial (2001); Havana Biennial (2000); Shanghai Biennial (2000); Sydney Biennial (1996); Sao Paolo Biennial (2004 dan 1996).