Mujahidin Nurrahman adalah seorang seniman yang lahir di Bandung (1982), di mana ia saat ini tinggal dan berkarya. Ia belajar dan lulus dengan gelar BFA di jurusan seni grafis dari Institut Teknologi Bandung. Selama masa kerja yang panjang di bidang seni, yang telah berlangsung lebih dari lima belas tahun, ia telah berpartisipasi dalam banyak pameran di seluruh dunia.
Pameran tunggalnya yang terkenal adalah Dogmatic Desires, ArtSociates, Langgeng Art Foundation, Yogyakarta (2018); The Black Gold, Art Fair Tokyo, Tokyo, Jepang (2017); Chamber of God, stan ArtSociates di ArtStage Singapore, Singapura (2016); Essentia, Centre Intermondes, La Rochelle, Perancis (2015); Hidden, JIKKA, Tokyo, Jepang (2015); dan Soft Power >< Dengan Segala Alasan dan Keputusan, Lawangwangi Creative Space, Bandung (2014).
Ia juga secara konsisten mengikuti pameran kelompok, antara lain Gairah Seni Rupa Bandung, Semarang Gallery, Semarang (2019); Assemblage, Lawangwangi Creative Space, Bandung (2019); Power, Play & Perception, Gajah Gallery dan Tabularasa Studio, Kuala Lumpur, Malaysia (2018); Jangan Sentuh, Visma Gallery, Surabaya (2017); Art Charity, Art Bazaar, Jakarta (2017); Waiting For It To Happen, Nadi Gallery (2016); VOID, Langgeng Gallery, Magelang (2015); Bahasa Kesadaran Manusia, ATHR Gallery, Jeddah, Arab Saudi (2014); Yunnan International Prints 2012, Yunnan, Cina (2012); ART/JOG/11, Taman Budaya Yogyakarta, Yogyakarta (2011); ASYAAF, Seoul, Korea Selatan (2009); dan Re: (Post), Japan Foundation, Jakarta (2005).
Ia memenangkan Bandung Contemporary Art Award #3 pada tahun 2013. Karya-karya Mujahidin memiliki nilai seni yang tinggi, karena ia dengan susah payah memotong kertas menjadi pola-pola arab yang rumit dari gambar senapan, peluru, dan roket rudal. Dia menampilkan keahlian tinggi untuk mengartikulasikan gagasan laknat dan keresahan dari penampilan yang halus dan dekoratif, yang tampaknya bebas dari perselisihan. Terlahir dari keluarga Islam yang taat, karya-karya Mujahidin sebagian besar membahas keprihatinannya terhadap Islam dan citranya yang terstigmatisasi di mata dunia, bagaimana umat Islam dicap dengan tindakan kekerasan dan terorisme. Mengutip pernyataannya dalam katalog Bandung Contemporary Art Award #3: “Saya menggambarkan salah satu persepsi dunia tentang Islam: di balik keindahannya, ada persepsi yang kuat tentang kekerasan.”
Pendidikan: BFA, Jurusan Seni Grafis, FSRD ITB, Bandung (2007) Penghargaan Pemenang Bandung Contemporary Art Award #3, Bandung (2013) Pameran Sebelumnya bersama ArtSociates: Bandung Contemporary Art Award #3 (2013) Soft Power >< Dengan Segala Alasan dan Keputusan (2014, pameran tunggal) Spiritualitas Dalam Seni Rupa Indonesia: Pameran & Lelang Amal Rumah Sakit R.S. Salman (2017) Dogmatic Desire (2018, pameran tunggal) Lintasan: Satu Dekade Lawangwangi, Lawangwangi Creative Space, Bandung, Indonesia (2020) Diammu Tidak Akan Melindungimu (2021, pameran tunggal) Pameran Penting: Pameran Kelompok: SM 3025, Galeri Soemardja, ITB, Bandung, Indonesia (2004) Pabrik Artifisial, Kedai Kebun Forum, Yogyakarta, Indonesia (2004) Human+Space, Galeri Soemardja, ITB, Bandung, Indonesia (2005) Re: (Post), Japan Foundation, Jakarta, Indonesia (2005) Seven, Cemara 6 Gallery, Jakarta, Indonesia (2007) B-Invasion, Canna Gallery (sekarang CAN'S Gallery), Jakarta, Indonesia (2008) Survey, Edwin Gallery, Jakarta, Indonesia (2008) Siapa Salim, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Indonesia (2008) Bandung Art Now, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Indonesia (2009) Dear Andry, Rumah Rupa, Jakarta, Indonesia (2009) Perang, Kata dan Rupa, Galeri Salihara, Jakarta, Indonesia (2009) ASYAAF, Seoul, Korea Selatan (2009) Room is Mine, Edwin Gallery, Jakarta, Indonesia (2010) ART/JOG/11, Yogyakarta's Cultural Park, Yogyakarta, Indonesia (2011) Yunnan International Prints 2012, Yunnan, China (2012) BaCAA #3, Lawangwangi Art Space, Bandung, Indonesia (2013) SEA+ Triennial 2013, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Indonesia (2013) Seeing Indonesia, Ciputra Artpreneur, Jakarta, Indonesia (2014) The Language of Human Consciousness, ATHR Gallery, Jeddah (2014) Libber Primus, Semarang Gallery, Semarang, Indonesia (2019) Solo Exhibitions: In The End Of Time, Cemara 6 Gallery, Jakarta, Indonesia (2008) Critical Ornaments, Platform3, Bandung, Indonesia (2010) Art Fairs: Chamber of Gold, Art Stage Singapore, Singapore, Singapore (2016) The Black Gold, ArtFair Tokyo, Tokyo, Japan (2017) Persecution, Art Jakarta, Jakarta, Indonesia (2019) Beyond Painting-Extend the Boundaries, Art Expo Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia (2019) Art Jakarta Garden, Jakarta, Indonesia (2021) Art Jakarta, Jakarta, Indonesia (2021).
Cerita: Karya ini merupakan karya handcut paper dimana setiap pattern nya membentuk senapan AK 47, dimana karya ini mengkritik mengenai teroris yang menggunakan senapan AK 47 untuk membunuh orang.